Bekerja di Quality Control Biofarma: Gaji dan Tanggung Jawabnya!

PT Bio Farma (Persero) sebagai salah satu produsen vaksin dan produk biologi terkemuka di Indonesia, memegang peranan vital dalam menjaga kesehatan masyarakat. Di balik produksi vaksin dan serum berkualitas tinggi, terdapat tim Quality Control (QC) yang bekerja tanpa lelah memastikan setiap produk memenuhi standar mutu yang ketat. Bekerja di bagian Quality Control Biofarma bukan hanya sekadar memeriksa produk; ini adalah garda terdepan dalam menjamin keamanan dan efikasi produk yang akan digunakan oleh jutaan orang. Artikel ini akan mengupas tuntas mengenai gaji dan tanggung jawab yang diemban oleh para profesional di bagian Quality Control Biofarma, memberikan gambaran mendalam bagi Anda yang tertarik berkarir di industri farmasi yang krusial ini.

Baca Juga : Fresh Graduate Bisa Dapat Gaji Segini di Peruri? Ini Rinciannya

Mengenal Lebih Dekat Peran Vital Quality Control di Industri Farmasi

Dalam industri farmasi, Quality Control (QC) bukanlah sekadar departemen pelengkap, melainkan inti dari seluruh proses produksi. QC bertanggung jawab untuk memastikan bahwa setiap bahan baku, proses produksi, hingga produk akhir memenuhi spesifikasi kualitas yang telah ditetapkan oleh regulasi nasional dan internasional. Tanpa QC yang kompeten dan teliti, risiko produk cacat atau tidak aman bagi konsumen akan sangat tinggi.

Di Biofarma, dengan produk-produknya yang life-saving seperti vaksin dan serum, peran QC menjadi semakin krusial. Setiap tahapan produksi diawasi dengan ketat, mulai dari pengujian kualitas bahan baku, pemantauan proses produksi, analisis produk ruahan, hingga pengujian produk jadi sebelum dilepas ke pasaran. Tim QC menggunakan berbagai metode analisis kimia, mikrobiologi, dan fisika untuk memastikan setiap produk memenuhi standar mutu yang ketat.

Tanggung Jawab Utama Seorang Profesional Quality Control di Biofarma

Bekerja di Quality Control Biofarma melibatkan serangkaian tanggung jawab yang beragam dan menuntut ketelitian tinggi. Beberapa tanggung jawab utama meliputi:

  1. Pengujian Bahan Baku: Melakukan analisis dan pengujian terhadap bahan baku yang diterima untuk memastikan kualitas dan kesesuaian dengan spesifikasi yang ditetapkan sebelum digunakan dalam proses produksi.

  2. Pengawasan Proses Produksi: Memantau dan memastikan bahwa seluruh proses produksi berjalan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan (Standard Operating Procedures/SOP) dan memenuhi standar kualitas yang dipersyaratkan. Ini termasuk pengambilan sampel dan pengujian in-process control.

  3. Analisis Produk Ruahan (Bulk Product): Melakukan pengujian terhadap produk dalam bentuk curah sebelum dikemas menjadi produk akhir untuk memastikan kualitas dan potensi produk sesuai dengan standar.

  4. Pengujian Produk Jadi: Melakukan serangkaian pengujian komprehensif terhadap produk akhir (vaksin, serum, dll.) sebelum diluluskan untuk didistribusikan. Pengujian ini meliputi identifikasi, potensi, sterilitas, endotoksin, stabilitas, dan berbagai parameter kualitas lainnya.

  5. Pengelolaan Laboratorium QC: Bertanggung jawab atas pengelolaan laboratorium QC, termasuk pemeliharaan peralatan, pengelolaan reagen dan standar, serta memastikan lingkungan laboratorium yang terkontrol dan sesuai standar.

  6. Dokumentasi dan Pelaporan: Membuat dan memelihara catatan pengujian yang akurat dan lengkap, serta menyusun laporan hasil analisis. Memastikan seluruh dokumentasi QC sesuai dengan Good Manufacturing Practices (GMP) dan regulasi yang berlaku.

  7. Validasi Metode Analisis: Berpartisipasi dalam validasi metode analisis yang digunakan di laboratorium QC untuk memastikan keakuratan, presisi, dan reliabilitas hasil pengujian.

  8. Penanganan Ketidaksesuaian (Non-Conformance): Berperan dalam investigasi dan penanganan produk atau proses yang tidak memenuhi standar kualitas, serta mengusulkan tindakan korektif dan preventif.

  9. Kepatuhan terhadap Regulasi: Memastikan seluruh kegiatan QC dilakukan sesuai dengan regulasi farmasi nasional (BPOM) dan internasional (WHO, PIC/S) serta standar GMP yang berlaku.

Keahlian dan Kualifikasi yang Dibutuhkan di Quality Control Biofarma

Untuk dapat bekerja secara efektif di bagian Quality Control Biofarma, seorang profesional biasanya membutuhkan:

  • Pendidikan: Minimal gelar Sarjana (S1) di bidang Farmasi, Kimia, Biologi, Mikrobiologi, atau bidang ilmu terkait lainnya. Gelar yang lebih tinggi (S2 atau profesi) dapat menjadi nilai tambah untuk posisi tertentu.
  • Pengetahuan Teknis: Pemahaman mendalam mengenai prinsip-prinsip analisis kimia, mikrobiologi, farmakologi, dan GMP. Pengetahuan tentang instrumentasi laboratorium dan metode pengujian farmasi.
  • Keterampilan Analitis: Kemampuan untuk melakukan analisis data, interpretasi hasil pengujian, dan pemecahan masalah terkait kualitas.
  • Ketelitian dan Detail-Oriented: Kemampuan untuk bekerja dengan sangat teliti dan memperhatikan detail dalam setiap langkah pengujian dan dokumentasi.
  • Keterampilan Komunikasi: Kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif dengan anggota tim QC, departemen lain, dan pihak eksternal terkait isu kualitas.
  • Keterampilan Dokumentasi: Kemampuan untuk membuat dan memelihara catatan dan laporan yang akurat dan sesuai standar.
  • Kepatuhan terhadap Prosedur: Kemampuan untuk mengikuti SOP dan regulasi yang berlaku dengan disiplin.

Estimasi Gaji Pegawai Quality Control di Biofarma

Informasi mengenai gaji spesifik di Biofarma, termasuk bagian Quality Control, tidak dipublikasikan secara terbuka. Namun, kita dapat membuat estimasi berdasarkan standar gaji di industri farmasi Indonesia dan ukuran serta reputasi Biofarma sebagai BUMN. Beberapa faktor yang mempengaruhi gaji meliputi:

  • Tingkat Pendidikan dan Pengalaman: Fresh graduate dengan gelar S1 mungkin memiliki gaji awal di kisaran Rp 4 juta hingga Rp 7 juta per bulan. Dengan bertambahnya pengalaman (3-5 tahun), gaji dapat meningkat menjadi Rp 7 juta hingga Rp 12 juta per bulan atau lebih, tergantung pada posisi dan tanggung jawab.
  • Spesialisasi dan Keahlian: Profesional QC dengan keahlian khusus atau sertifikasi tertentu (misalnya, validasi metode analisis, ahli mikrobiologi farmasi) mungkin mendapatkan kompensasi yang lebih tinggi.
  • Level Jabatan: Posisi dengan tanggung jawab yang lebih besar, seperti Supervisor QC atau QC Manager, tentu akan memiliki gaji yang lebih tinggi dibandingkan dengan analis QC.
  • Lokasi Kerja: Meskipun kantor pusat Biofarma berada di Bandung, lokasi penempatan kerja (jika ada cabang atau fasilitas produksi lain) dapat mempengaruhi penyesuaian gaji berdasarkan biaya hidup.
  • Kebijakan Perusahaan: Kebijakan remunerasi internal Biofarma juga akan menjadi faktor penentu besaran gaji.

Berdasarkan informasi industri dan perkiraan, seorang staf Quality Control dengan pengalaman 1-3 tahun di Biofarma kemungkinan memiliki gaji di kisaran Rp 5 juta hingga Rp 9 juta per bulan. Supervisor QC dengan pengalaman lebih banyak dapat memiliki gaji di kisaran Rp 10 juta hingga Rp 18 juta per bulan atau lebih. Posisi manajerial di QC tentu akan memiliki skala gaji yang lebih tinggi lagi. 

jual buku BUMN

Selain gaji pokok, karyawan Biofarma sebagai BUMN juga kemungkinan menerima berbagai tunjangan seperti tunjangan transportasi, tunjangan makan, asuransi kesehatan, tunjangan hari raya (THR), dan potensi bonus berdasarkan kinerja perusahaan. Paket benefit ini tentu menjadi daya tarik tambahan bagi para profesional yang bekerja di Biofarma.

Baca Juga : Karier di Dunia IT Peruri Menjanjikan, Ini Kisaran Gajinya!

Prospek Karir di Bidang Quality Control Biofarma

Karir di bidang Quality Control Biofarma menawarkan prospek yang menjanjikan seiring dengan terus berkembangnya industri farmasi dan meningkatnya kesadaran akan pentingnya kualitas produk kesehatan. Seorang staf QC dapat mengembangkan karirnya menjadi Supervisor, Koordinator, hingga Manager QC. Peluang untuk spesialisasi di bidang tertentu seperti mikrobiologi QC, kimia QC, atau validasi juga terbuka lebar.

Pengalaman bekerja di Biofarma, dengan standar kualitasnya yang tinggi, juga dapat menjadi modal berharga untuk berkarir di perusahaan farmasi multinasional atau lembaga regulasi di masa depan. Kebutuhan akan tenaga ahli QC yang kompeten akan terus meningkat, menjadikan karir di bidang ini relatif stabil dan memiliki potensi pertumbuhan yang baik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mau Gabung Magenta BUMN? Begini Cara Buat Akun dan Daftarnya!

Gaji Direksi Biofarma Tembus Berapa? Ini Rinciannya!

Tips Lolos Seleksi CPNS 2025: Persiapkan Diri Anda dengan Baik